Era Jaminan Kesehatan Nasional di Indonesia ternyata memberikan kontribusi positif pada perkembangan dunia kedokteran khususnya dalam bidang cangkok atau transplantasi ginjal. Setelah sebelumnya cangkok ginjal menjadi hal yang begitu sulit, mahal dan penuh pro-kontra dalam pelaksanaannya, namun pemikiran yang diusung oleh Prof.Dr. Ali Gufron dan perbandingan pembiayaan yang diperlukan pasien dengan Penyakit Ginjal Kronis dengan hemodialisa atau transplantasi ginjal , telah memberikan secercah harapan baru bagi pasien gagal ginjal kronis.
Dalam paparan yang disampaikan dibeberapa Simposium Ilmiah dari berbagai profesi, Prof.Ali Gufron menyampaikan bahwa BPJS menanggung biaya cangkok ginjal yang berkisar antara 150 sampai 250 juta rupiah dengan harapan hidup 10 tahun kedepan. Sedangkan bila pasien harus menjalani hemodialisa selama 10 tahun dengan tarif BPJS untuk setiap kali hemodialisa rata-rata 1 juta rupiah maka negara harus menanggung lebih banyak yaitu sekitar 1 Milyar untuk 1 orang pasien. Untuk itu saat ini di beberapa Rumah Sakit Pendidikan di Indonesia seperti RSCM di Jakarta dan RS di Surabaya telah melakukan operasi cangkok ginjal.
Sebagai Dokter di layanan primer ada 5 hal yang harus Anda ketahui bila menemui pasien yang sudah menjalani cangkok ginjal baik dari luar negeri ataupun di dalam negeri datang ketempat praktek Anda untuk berobat atau kontrol yaitu :
- Pasien ginjal kronis yang telah menjalani cangkok ginjal harus minum obat seumur hidup. Mengapa demikian ? karena pasien dengan cangkok ginjal mendapatkan organ donor dari orang lain dan organ ini oleh tubuh dianggap sebagai benda asing sehingga umumnya akan timbul reaksi ‘reject’ atau penolakan, untuk itu maka pasien dengan cangkok ginjal mendapatkan obat untuk menekan fungsi kekebalan tubuhnya sehingga organ donor tadi tidak di’tolak’ olah tubuh.
- Pasien paska cangkok ginjal harus melakukan ‘screening routine’ pemeriksaan darah dan kesehatannya minimal satu tahun sekali. Pemeriksaan rutin yang dimaksud adalah cek laboratorium darah seperti fungsi ginjal, fungsi hati, profil lemak, elektrolit juga USG Ginjal.
- Bila Anda kedatangan seorang pasien paska cangkok ginjal dengan penyakit infeksi seperti diare, dehidrasi, dan penyakit infeksi lain hindari penggunaan antibiotik yang bersifat nefrotoksik ( merusak ginjal ) seperti tetracyclin dan beberapa jenis antibiotika dan obat lain.
- Karena pasien tranplantasi ginjal rentan infeksi ( karena mendapatkan pengobatan penekan daya tahan tubuh untuk mencegah terjadinya reaksi penolakan terhadap organ dari luar) maka dapat disarankan pemberian beberapa jenis vaksinasi untuk meningkatkan kekebalan tubuhnya.
- Berikan informasi kepada pasien bahwa meskipun sudah diberikan obat untuk mencegah reaksi penolakan terhadap organ donor tapi reaksi penolakan bisa tetap terjadi.
Semoga bermanfaat.
Tinggalkan Balasan