” Aduh rasanya males deh ketemu Si Bos lagi “
Keluhan diatas disampaikan salah seorang sahabat saya yang bekerja di bidang jasa pelayanan yang menuntut kecepatan dalam bertindak dan mengambil keputusan. Ada kalanya kepribadian dan cara Bos tidak sama dengan kepribadian dan cara Anda bekerja. Jangan langsung menyerah dan berniat pindah kerja tapi kenalilah tipe Bos Anda dan jadilah bawahan yang cerdas, penuh ide, inisiatif dan mampu membawa suasana baru dalam lingkup kerja. Bos tetaplah bos.
Kita bisa menyiasati tipe-tipe Bos sebagai berikut menurut buku Heart at Work Book dari Jack Canfield dan Jacqualine Miler :
1. ‘Too Bossy Boss’
Bos tipe ini sangat mudah dikenali. Dia sangat suka menyuruh dan tidak suka berargumentasi. Baginya perintah adalah titah ! Bawahan adalah pelayannya.
Tips utama dalam menghadapi bos jenis ini adalah jangan ikuti tariannya. Bossy bos perlu didekati dengan lembut. Cari waktu saat dia terlihat kalem, tak bermasalah dan santai.
Jangan sesekali menyinggung self image nya sebagi bos. Sampaikan padanya bagaimana cara dia menjadi bos mempengaruhi cara kerja dan perasaan Anda. Bos ini memang tidak suka keterus terangan. Jadi pandai-pandailah mengemas pesan sehingga terdengar halus dan tidak mengancam.
2. Bos yang perfeksionis
Bos ini biasanya pintar. Dia sudah punya cara-cara bekerja yang ia percaya paling baik sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang paling bagus pula. Dengan demikian di cenderung memakai patokan – patokan pribadinya untuk mengukur anak buahnya. ‘Salah ‘ atau ‘ Saya belum puas’ adalah kata-kata yang paling sering keluar dari mulutnya. Sesempurna apapun hasil anak buahnya, tak pernah cukup sempurna untuknya.
Sebetulnya bos tipe ini bisa kita ambil ilmunya untuk belajar mengenai kualitas. Ikuti musiknya sampai titik dimana kita tak dapat lagi menari dalam iramanya. Ikuti tuntutan kesempurnaannya sampai Anda menyerah. Pada saat susah merasa tak kuat lagi mengikuti ‘ukuran-ukuran’ kesempurnaan si bos, coba secara diam-diam gunakan cara pribadi Anda untuk menyelesaikan. Siapa tahu ternyata hasilnya lebih bagus (karena anda mengerjakannya dengan senang hati!). Kalau ternyata hasilnya lebih baik, segera katakan pada bos bahwa anda mencoba cara cara baru dan berhasil.Kalau hasilnya kurang bagus, tanyakan padanya adakah cara lain yang bisa dicoba bersama dan menghasilkan yang terbaik.
Bos masih belum puas juga? Biar saja, begitulah seorang perfeksionis dan Anda sudah mencoba untuk close-to-perfection!
3. Bos yang temperamental
Suranya keras, gemar marah dan menggunakan kata-kata ajaib bahkan kalau perlu dia memukul meja kerjanya.
Yang pertama harus kita lakukan adalah biasakan diri mendengar dan melihat kemarahannya.Sekali dua merasa sakit hati wajar saja, tapi kalau sudah berbulan- bulan masih juga sakit hati, mari kita benahi kekebalan kita menghadapi kemarahannya. Kemarahan jangan dibalas dengan kemarahan. Kalaupun anda merasa sangat terhina, hadapi si bos face-to-face dan kemukakan kemarahan anda dalam bahasa yang lebih beradab (kalau sama kasarnya, apa bedanya anda dengan dia?) Percayalah, kekebalan menghadapi kemarahannya akan sangat membantu kita menata perasaan dalam bekerja.Toh kita tak mau bekerja terus dengan hati penuh kemarahan , bukan ?
Bos tipe ini biasanya suka sekali berkutat dengan problem karena dia merasa paling tahu akar problem itu. Tipe Bos ini akan terdiam jika kita menguraikan fakta-fakta. Tapi kalau kita menguraikan berbagai masalah dan solusi dengan emosi, akan tersulutlah kemarahannya.
Dengan bekerja terus bersamanya, anda akan punya peta mood-nya. Kapan dia marah dan kapan dia marah sekali. Disitulah kuncinya.
4. Bos yang tidak pintar
Menghadapi tipe bos ini juga agak sulit. Bos ini sering membuat kesalahan (dari salah presentasi, salah bertanya, dan salah bertindak!). Biasanya para anak buah sering merasa malu jika harus pergi meeting bersama karena si bos kerap kali “salah sambung”.
Jangan terus meratapi kebodohannya. Ambil posisi sebagai mentor yang senantiasa mendukung penampilan bos. Kita bisa mulai membantunya dengan membuatkan proposal yang akan dia presentasikan. Dengan lebih dulu mempresentasikan kepadanya berarti dia secara tak langsung balajar dari anda bagaimana dia harus mempresentasikan proposalnya itu. Tawarkan bantuan kepadanya dengan sopan, “Jika nanti ada pertanyaan yang terlalu teknis, serahkan saja pada saya untuk menjawabnya,” Atau jika si bos memang sudah betul-betul tak percaya diri, Anda saja yang maju presentasi dan si bos berada di sisi Anda. Malah dia jadi lebih berwibawa. Hitung-hitung Anda menjual dia sendiri di tingkat yang lebih tinggi.
Sebenarnya tidak ada tipe bos yang ideal bahkan Bos yang demokratis sekalipun. Karena setiap jenis bos yang ada akan cocok dengan jenis bawahan tertentu. Jadi, seorang bos yang otoriter akan bagus untuk seorang bawahan yang tidak punya inisiatif dan harus didorong terus menerus. Bos yang otoriter akan menemui banyak masalah dengan anak buah yang terlalu kreatif. Anak buah yang mandiri akan nyaman bekerja dengan bos yang tak kelewat peduli. Jadi, langkah pertama untuk ‘mengatur’ bos kita adalah dengan mengenali tipenya dan berusaha kompatibel dengannya.
Anda punya tipe Bos lain yang menurut Anda ideal atau tips lain yang sudah pernah Anda gunakan dan berhasil ?
Atau Anda seorang Bos ? Bagaimana tipe kepemimpinan Anda ?
Saya tunggu komentar ‘sharing’ dan komentar Anda.
Semangat !
Tinggalkan Balasan